Cerca nel blog

lunedì 6 luglio 2015

Wajah Yesus




SEJARAH DAN TRADISI

Generasi-generasi Kristen, telah memiliki keinginan yang terdalam untuk mengenal ciri-ciri Wajah Yesus, di mana Injil berbicara tentang itu, sehingga sejak abad pertama, gambar-gambar Yesus diedarkan sebagai gambar-gambar autentik. Sampai gambar dari Veronika pula disamarkan (gambar yang benar) seperti dalam Injil apokrif pada abad ke II.
Pada abad pertengahan, gambar-gambar yang paling terkenal adalah Wajah dari Edessa dan dari Kamulia. Yang pertama dianggap sebagai lukisan yang dibuat oleh Sang Guru yang dikirim kepada raja Abgar Ukkama bersama sepucuk surat.
Pada abad IX sudah dibicarakan tentang gambar Wajah Kristus yang ada di Basilika Santo Petrus-Roma. Kultus dan devosi kepada Wajah Kudus dari Timur disebarkan ke Barat dan pada abad XIII muncullah kelompok-kelompok pelukis yang disebut “Pictores Veronikarum”. Di antara Wajah-Wajah yang terkenal, kita mengingat Wajah Kudus di Genova, di Laon, Wajah Kudus St.Petrus di Monopello, di Lucca dan secara istimewa Wajah yang terlukis di Kain Kafan di Turin. Wajah itu diungguli melalui potret yang dibuat oleh fotografer Pia yang dengan mencuci rool, pada tahun 1898, mendapatkan satu gambar tubuh dan Wajah mulia dan indah.
Itulah penemuan yang sungguh indah dan telah diakui oleh banyak orang diseluruh dunia sesudah potret-potret lainnya.
Lagi pula Wajah dari kain Kafan, adalah satu-satunya yang bersejarah.Tentang gambar-gambar ”akeropite” dan cerita-cerita, memang patut dihormati dan Wajah Kristus dari Kain Kafan pantas diakui melalui peneliti–peneliti dari ilmuwan. Kita yakin bahwa Yesus telah memberi Gambar-Nya bagi kepercayaan dan devosi manusia yang percaya kepada-Nya.
Murid-murid Emaus telah mengenal Yesus bukan karena mereka melihat Wajah-Nya, tapi mereka percaya akan Sabda-Nya dan dalam memecahkan roti.
Kesebelasan murid di ruang perjamuan terakhir, mereka pula telah melihat Wajah-Nya, tapi mereka percaya hanya pada waktu Sabda-Nya menjadi nyata.
Petrus dan Magdalena menjadi percaya berkat pengalaman hati mereka, yang telah membuka peluang akan iman kepada Sang Penyelamat dan Penebus. Demikian juga yang terjadi pada Saulus, yang menerima penglihatan, menjadi percaya, dan mulai menyebarkan Injil Yesus. Gereja sampai kini telah melihat Wajah Yesus melalui iman dan Sabda-Nya. “Apa yang kamu perbuat kepada salah satu orang yang kecil ini, kamu telah melakukannya bagi Aku”.
“Ketika Aku lapar dan haus kamu telah memberi Aku makan dan minum.”
“Ketika Aku sakit dan dipenjarakan, kamu telah mengunjungi Aku”.
“Ketika Aku telanjang kamu telah memberi Aku pakaian.”